DI PEDALAMAN PAPUA SISWA LULUS TANPA PELAJAR SAMPAI UJIAN

 DI PEDALAM PAPUA SISWA-SISWI DILULUSKAN TANPA ADANYA AKTIVITAS PELAJAR MENGAJAR SAMPAI DI UJIANKAN DAN DILULUSKAN


Penulis: LERINUS K. WANDIK


Dimuka saya jelaskan sebuah tulisan ini di tuliskan berdasarkan hasil diskusi dengan seorang mahasiswa Asal dari distrik Bomela, yang bernama PENIHAS NAPYAL kabupaten Yahukimo.


Kata Pengantar

Cerita sekecil apapun harus di tuliskan dan disimpankan sebagai arsip, supaya cerita tersebut suatu ketika pasti akan menjadi sejarah yang penting bahwa juga bisa berguna-bagi masyarakat dan generasi ataupun re-generasi yang berasal dari kampung itu. Maka tulislah apapun yang anda melihat; tulislah apapun yang anda menyentuh; tuliskanlah apapun yang anda dengar; tuliskanlah apapun yang anda membaca; dan atau menurutmu sesuatu hal tersebut belum dituliskan dari seseorang atau orang lain.
Ketika anak-cucumu merasaka kehilangan semuannya pastinya mereka akan mencari dalam media-media online sehingga mereka akan menemukan penulisan dari pada anda itu-maka mereka akan pelajari dari sumber-sumber tersebut sebagai bahan tambahan bahkan menjadi suatu sumber referensi. Bahkan juga bisa menjadi bahan acuan untuk penelitian-penelitian atau ilmu-ilmu yang berhubungannya maka tulislah, peradaban manusia memahami dan mengerti memulai dari tulis dan baca.

Menulis adalah cara yang mendidik, menulis juga  tidak mencederai, menulis juga tidak mengecewakan; menulis juga tidak menipu; menulis juga membimbing jalan pikiran; menulisa menyelamatkan ide-ide atau gagasan; menulis juga menyenangkan; menulis juga mengembangkan paradigma baru; menulis juga mengembangkan paradigma lama; menulis membuat kita memahami dan mengerti sesuatu semakin dalam.

Ayo kita mulai ke....Inti cerita:

Pertama: Saya hanya duduk sambil memegang labtop seperti biasaya, ketik artikel atau praktis excel adalah kebiasaan setiap hari-hari. Ada notifikasi yang masuk dari grup whatsapp 'NareSport' bahwa kemudian saya dengan kepo seperti anak mudah lainnya. Langsung mengecek ada brosur yang dikirimkan bahwa ada olahraga bersama yang di bookingkan atau belikan oleh salah satu DPD RI Arianto Kogoya, yang berasal dari Provinsi Papua Pegunungan. Kemudian informasi tersebut untuk akan dilakukan atau kick off nya 3 hari kemudian mendatang. Kemudian singkat waktu hari........itu tibahlah maka saya ditemani pacar saya Latty pergi kesana dari Condet ke Kampus Borobudur  futsal yang bernama.........ketika kami tibah banyak mahasiswa dan mahasiswi asal Papua sedang bermain bola futsal disana. Kemudian saya juga ikut main satu kali putaran dan kemudian, main di beberapa babak. Akhirnya kami diinformasikan bahwa ada minuman dan makan gizi yang disediakan oleh bapak DPD RI. Arianto Kogoya untuk mencicipi bersama-sehingga kami berhenti sejenak. 

Kemudian menikmati hidangan yang disediakan oleh timnya, sambil menikmati banyak mahasiswa mengambil kursi dan duduk sambil ada yang lain bergosip-gosip; sedangkan yang lain sedang bercakap-cakap bersama Bapak Kogoya. Kemudian saya melirik kesebelah utara dari kaka DPD RI mereka berdiskusi, sayangnya disana hanya ada dua orang yang sedang duduk dan berbicara-bicara santai, sehingga saya sesudah antri mengambil bubur soup dan roti ditambah dengan kopi. Saya langsung kesana-sambil boleh saya duduk respon silakan duduk abang. 

Kemudian saya memperkenalkan diri saya pada mereka berdua kemudian mereka serta juga saya menyapa kabar mereka berdua. Nah, sesudah itu-kami berdiskusi mereka dari mana saya bertanya? mereka berdua katakan bahwa kami dari Yahukimo. Saya kepo dan bertanya distrik mana? kemudian mereka berdua satu berasal dari Bomela, satu dari Seredala. Kemudian saya bertanya lebih lanjut. Apakah bahasanya sama? kemudian jawabnya "Tidak". Tetapi kami bisa mengerti satu sama lain tetapi 
dialek dan ada beberapa penyebutan dan artinya berbeda abang Jawab oleh Penihas.

Kemudian salah satu temannya pergi meninggalkan kami berdua dan tidak balik maka saya bersama Penihas berdiskusi, seketika saya bertanya apakah bagaimana mama disana melahirkan anak apakah sama dengan orang Maumuna yang bersalin di 'dalam air'. Jawanya tidak abang tetapi "Mama disana melahirkan di hutan karena sudah mau bersalin itu dibuatkan pondok kecil di hutan untuk bersalin". Maka saya berikan saran dan motivasi bahwa perlu harus di berikan motifasi untuk bersalin di rumah tidak harus di hutan-karena bahaya jika terjadi hal-hal lain. Tekan saya, hal ini perlu ada edukasi dan inilah peran dari kalian anak-anak mudah asal dari bomela untuk memberikan motifasi dan edukasi kepada bapak dan mama disana. Responnya "Harapan saya juga orang-orang tua/mama bisa melahirkan di rumah tetapi abang sekarang sering melahirkan di rumah" ada perbedaan seperti dulu. 

Kedua: Pada bagian ini kami berdiskusi terkait dengan pendidikan atau sekolah di kampung halamannya. Saya bertanya kamu sekolah dimana nare artinya "Kawan" dalam bahasa Yali. Kemudian Penihas dia menjawab sambil begeleng-geleong kepala "Abangku, di kampung saya sangat sulit untuk sekolah ini abang, karena di kampung saya itu saya lulus tidak pelajar dan di ujiankan saja guru itu datang pada saat ujian saja, dan juga kasih kisi-kisi kemudian ujiankan. Dan diluluskan 100% abangku" .

Saya mendengar hal itu langsung sedih-dan bertanya perlahan ke pada Penihas, guru tersebut orang mana jawabnya orang asli sendiri kira-kira berjumlah 6 orangan abangku. Sehingga saya berkata padanya lagi, bagaimana kamu bisa tahu baca dan tulis?  ia menjawab dengan sambil tertawa abagnku "Ini kami pelajari dari alkitab, dan saya rajin di sekolah minggu dan juga melakukan/mengambil atau membantu pengasuh-pengasuh di kampung maka saya bisa membaca abangku bukan karena Sekolah Dasar (SD) abang. 

Saya juga menyampaikan bahwa, apakah di Bomela ada SMP, SMA/SMK? Jawabnya 'Tidak ada" hanya yang ada Sekolah Dasar itupun satu sekolah saja. Pada tahun 2021 sekolah tersebut sudah dipindahkan ke Ibukota DKI Yahukimo. Lalu tanya saya? Bagaimana ade-ade di kampung yang bisa sekolah? katanya, mereka semua turun ke DKI dan sekolah di DKI. Guru pun sudah aktif kalo di kampung guru-guru tidak  hadir jadi sulit untuk menerima pelajar dari siap, dan oleh siapa. Menjadi kekuatiran bagi kami semua, harapan saya sekolah tersebut bisa kembali ke kampung halaman jawab Penihas.

Selanjutnya saya bertanya progres ia pelajar, kamu bagaimana belajar seketika masuk SMP di DKI Yahukimo lulus dengan tidak pelajar satu pun? Penihas bilang "Abang saya anaknya bisa adaptasi cepat sehingga mata pelajar yang lain saya bisa adaptasi, tetapi seperti bahasa Inggris, Matematika, dan yang ilmu-ilmu pasti agar lama abangku" Tetapi puji Tuhan saya bisa lulus di SMP, SMA di DKI kemudian melanjutkan di Perguruan tinggi di Jakarta ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BARANGKALI BUKAN HARI INI, BARANGKALI BUKAN HARI ESOK ATAU BUKAN BULAN DEPAN TETAPI SATU HAL YANG BETUL SATU HARI SAYA AKAN MENJADI JUARA SATU HARI NANTINYA SAYA PERCAYA.

KUNJUNGAN BAPAK DPR-PROVINSI TINUS PEYON, S.M KE HIMPUNAN MAHASISWA KABUPATEN YALIMO (HMKY) SE-JABODETABEK DAN BANTEN 2025