CARA BERPOLITIK DI PAPUA "KEPALA DAERAH" BELUM DEWASA MATANG
Figur: Terjadi Peperangan akibat Politik
Pendahuluan
Menurut Aristoteles adalah suatu upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.
Penulisan ini berasal dari hasil-hasil observasi yang yang di lakukan oleh Wandik, pandangan mendidik ini dapat dituliskan sebagai salah satu membangun kesadaran morals ebagai seorang pelajar mahasiswa.
Politik pemilihan Kepala Daerah dalam hal yang dimaksud artinya Bupati, Walikota, Gubernur hampir di seluruh Papua terjadi kericuhan sampai korban nyawa. Mengapa bisa terjadi kericuhan atau konflik horizontal setiap pemilu kontestasi muncul? Pertanyaan ini pasti akan di jawab hanya dengan Papua merupakan salah satu daerah di Dunia yang memiliki budaya tradisional "perang" yang kerap melengket erat di setiap pola pikirnya masyarakat.
Sebab dan Akibat
Hal pertumpahan darah di tanah Papua yang terjadi akibat politik pemilihan kepala daerah misal bupati, walikota, gubernur dengan banyak membuat semacam perjanjian-perjanjian yang memberikan harapan kepada masyarakat maka semua mempunyai motivasi untuk menang. Kemudian jika mengalami kekalahan dalam kontestasi tersebut maka seluruh tim, partisipasi, pendukung mengadu domba dengan banyak propoganda yang warna-warni sehingga terjadi atau terlahirlah konflik horizontal antar warga dengan warga, kaka bersama adik, bapak bersama anak, dan kampung lawan kampung, distrik serang distrik, suku serang suku. Terjadi sangat kompleks dan dampaknya sangat terbukti kerugian nyawa hingga kekayaan-kekayaan yang di miliki bahkan aset-aset kehidupan yang selalu memberikan jaminan.
Kenapa Disebut Tidak Dewasa?
Salah satu kaca mata adalah baru berpartisipasi dalam dunia politik sehingga tidak mengenal cara praktis atau merealisasikan politik yang sehat dan terkoordinir secara baik. Namun, kenyataan miris terjadi kebalikan semua para intelektual bahkan orang yang berilmu berkecimpung dengan situasi dan menjadi aktor untuk menciptakan kebusukan politik yang fasis dan kotor. Hal ini menceritakan tingkatan pendidikan kita tercermin bahwa hal untuk berpolitik bukan cara untuk mengadudombkan tidak tetapi bagimana seorang pemimpin terpilih dan meletakkan legasi yang baik.
Hampir sebagian besar intelektual atau orang-orang yang berilmu dalam artianya telah bersekolah tetapi benak hampir orang Papua. Final dari kelulusan pendidikan untuk terjun kedalam dunia politik ambisius ini sangat fundamental di tanah Papua, tujuan dari kontestasi pada esensi akan menuju hasil kalah dan menang. Jika menerim dengan hasil tersebut dengan hati yang dingin namun sayangnya, selalu mempromosikan isu-isu propoganda yang meyakinkan masyarakat atas keperdulian anak, om, kaka, adik akhirnya melakukan tindakan anarkis atau kejahatan bahkan terjadi pembunuhan "Pertumpahan Darah".
Bagaimana Memproduksi Politik Yang Sehat?
Jalan yang baik untuk menciptakan politik yang sejuk dan dingin tentu seluruh pasangan calon menyadari bahwa politik itu peran saraf dan gagasan-gagasan bukan fisik. Hal yang sangat menarik jika seluruhnya kita pahami merealisasikan dengan supremasi aturan yang telah ditetapkan KPU RI, dan aturan-aturan yang berlaku. Kemudian ada beberapa kabupaten seperti di Papua pegunungan misalnya: Lanny Jaya, Tolikara, Nduaga, Yahukimo kerabat lainya. Memiliki model noken "SITIM NOKEN" hal ini sangat merugikan banyak hak pilih maka munculah kericuhan, pengkroyokan, perang berharap bahwa untuk kedepan model ini harus di desain atau ubah kedalam model one man one vote atua satu orang satu suara hak pilih. Karena belakang dalam dunia kontestasi politik dalam pemilihan kepala daerah selalu terjadi konflik horizontal bahkan juga ketidak senangan dalam kekeluargaan terjadi dimana-mana dan amarah yang tersisikan rapi dalam otaknya hal itu terus tertanam rapih sehingga kontestasi politik usai lima tahun berakhir terus muncul dan melakukan perlawanan "Againts the valunteer on political party". Dan semua badan-badan pekerja seperti Komisi Pemilihan Umum Daerah "KPUD" juga selalu terkadang menjadi pro salah satu pasangan calon hal tersebut rupanya tidak arif dan bijaksana. Maka, KPUD berserja perpanjangan kaki tangan maksudnya PPD, Panwaslu dan hingga TPS, KPPS, dan lainnya harus menunjukan profil dan bekerja yang jelas tidak memprovokasikan satu pasangan calon dan ke pagasangan lain pula.
Solusi Konkrit Yang Bisa Di Ambil Di PAPUA
Di seluruh Papua yang sekarang masih mengunakan "Sistim Noken/Model Noken" di hilangkan mengubah ke "One Man One Vote" mengandung arti "Satu orang Satu Orang" hak milih hal ini sangat efektif dan jalan yang terbaik untuk menghidari konflik horizontal yang selama ini terjadi di Tanah Papua.
Komisi Pemilihan Umum Daerah dan Pengawasan Pemiluh Daerah bersama Panwaslu dan pekerja lainnya berdiri tegak dan lurus menujukan sebagai penyelenggara yang bebas dari unsur keterkaitan unsur kakak, adik, keluarga, sudara hal-hal ini harus di buang jauh dan berdiri tegas lurus. Tetapi realitas sangat miris yang terjadi hal ini menjadi cerminan kedepan harus membangun kesadaran yang konstruktif dadn menjadi suri teladan dalam memimpin sebuah amanah lembaga.
Supaya tidak terjadi konflik antar kita-kita yang merugikan infrastruktur dan sumber mata pencaharian kita sehari-hari. Hal yang mengandung kotor dan keburukan harus di hindari agar pilihan masyarakat dengan nurani satu orang, satu suara jika terpilih siapapu itu harus diakui kemenangan dan kekalahan. Bahkan juga semua pasangan calon mengakui kekalahan dan kemenangan, berhenti menciptakan konflik.
Yakini saja bahwa, Kekalahan itu kemenangan yang tertundah hanya waktu yang belum pasti untuk memimpin masyarakat di kampung-kota tersebut. Jadi, ada kesempatan berikutnya terima dengan hati yang damai dan melakukan klarifikasi kepada sebagai informasi konstruktif kepada pendukung.
Komentar
Posting Komentar