CERITA PILOT PAPUA: SERING PULPENKU JATUH KARENA NOKENNYA ROBEK

Penulis: Niko Walianggen (Pilot Student in Jakarta-Indonesia)
Redaktor&Editor: Lerinus K. Wandik

Foto: Istimewa Pilot Niko Walianggen (Pilot Student)     

  "SERING PULPEN KU JATUH KARENA NOKEN NYA ROBEK"

Kisah Seorang Siswa Pilot (Pilot student) berasal dari Yalimo ke Jakarta melanjutkan studinya yang di cita-citakan untuk memperjuangkan nasibnya. Silakan membaca sebab judulnya sangat menarik "Sering Pulpenku Jatuh Karena Nokennya Sobek".

Sejak saya waktu di kampung Noken ini pernah saya isi buku pulpen dan ubi bakar bawa ke sekolah. dan Noken ku selalu jadi legenda memberikan pengalaman sekaligus motivasi dan semangat belajar.

Sejak saya memulai masuk SD waktu itu, setiap pagi harus bangun 5 karena jarak ke sekolah selama satu jam stengah berjalan kaki beberapa kilo meter pergi ke kampung sebelah untuk ikut pelajaran.

Di hari pertama saya masuk sekolah kaka perempuan ku kasih Salah satu noken untuk saya isi buku pulpen dan makanan seperti ubi bakar pisang rebus dan lain-lain.

Karena sekolah di kampung pada umumnya tidak ada kantin untuk beli jajan, makanan, minum dll, jadi orang tua nya setiap pagi siapkan ubi bakar. & ubi rebus bawa ke sekolah untuk makan setelah istirahat siang dan pulang sekolah 

Dan di dalam noken itu banyak pengalaman yang tidak pernah anda tahu, anak anak sekolah di kota pada umumnya bawa tas dan semua isi dalam taspun aman. Tetapi beda dengan anak anak sekolah di kampung/ pedalaman.
Salah satu cerita contoh nya di bawah ini:
Pada jaman saya waktu itu, dalam perjalanan pulang dari kampung satu ke kampung sebelah sering pulpen yang saya isi dalam noken sering jatuh dan hilang, membuat saya takut pada guru dan tidak percaya diri untuk masa depan.

Satu hari saya masuk di dalam ruangan kelas dan saya tidak tulis, duduk posisi paling belakang dan diam disitu ketika pak guru melihat saya berkali-kali dan sayapun tidak menulis. Lalu pak guru itu datang tanya saya kenapa kamu tidak tulis? 
Lalu, karena saya ini waktu itu type orang yang paling penakut dan garis paling belakang tidak respon apa apa" akhir nya bapak guru panggil saya dan suruh maju kedepan tanya alasan kenapa tidak tulis tapi saya diam saja makanya dapat pukul pakai tali rotan setelah itu pak guru kasih 1 pulpen yang ia punya , lalu pak guru dia bilang jaga pulpen itu baik baik karena tidak ada kios/ tokoh disini untuk kita beli pulpen jalan satu satunya harus ke kota baru bisa dapat beli. 

Setiap saya pulang balik sekolah dari kampung sebelah, "saya menjaga pulpen itu dengan baik tapi satu kali mengulang lagi hal yang sama pulpen ku jatuh karena noken saya itu tersobek di bagian bawah sisi lainnya, dan saya pun lupa minta tolong jahitkan  sama kaka perempuan ku, akhirnya pada saat pergi ke sekolah pulpen satu satunya yang saya punya itu jatuh yang kedua kalinya lagi. Sesudah sampai di kelas ketika saya mau menulis pulpen itu tidak ada" ternyata noken yang robek itu tidak jahit.

Di kelas saya keringat dan takut melihat guru yang kasih saya pulpen itu karena takut ketahuan lalu bisa dapat pukul lagi begitu, tetapi pada saat itu pak guru sedang menulis di papan dan saya pelan pelan mendekati teman ku, lalu saya mencoba meminjam pulpen untuk saya tulis tapi respon dia pulpen hanya satu saja yang ada pencil saja.

Lalu saya bilang tidak apa-apa kawan yang penting saya bisa tulis, lalu dia ambil pencil itu dan kasih saya. Dan saya tidak ketahuan lagi sama pak guru kalo saya tidak bawa pulpen itu, dan saya pun tidak dapat pukul lagi. tapi sayangya pencil yang teman kasih pinjam saya itu pencil nya pendek dan patah dan tidak bisa tulis dengan baik.

Dan saya pun tidak bisa menulis dengan baik, kelaspun sudah selesai saya segera pulang ke rumah menunggu bapak saya dan kaka perempuan saya masuk ke rumah dari kebun , setelah mereka datang saya menceritakan itu semua pada kaka perempuanku dan ayah ku 

Lalu kaka perempuanku ambil Nokennya perbaiki jahit kembali Noken nya robek itu, dan ketika itu ayah ku dengar cerita ku itu lalu dia respon dengan baik, dia bilang nanti orang orang ke kota (Wamena) lalu bapak titipkan uang untuk beli pulpen, buku dan alat tulis lainnya untuk saya sekolah.

Cerita ini kisah nyata berdasarkan pengalaman saya sendiri, sejak 2008-2009 salah satu kampung di SD Negeri. salema, Distrik Welarek, kabupaten Yalimo—Papua pegunungan.

Selamat membaca dan semoga anda termotivasi dari tulisan yang saya tuangkan dalam jendela blogger ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan dan struktur saya sangat menerima masukan dan kritikan yang bersifat konstruktif agar sehingga kami menyempurnakan dalam penulisan kedepan. 

Gambar Siswa Pilot (Pilot Student Nico Walianggen) dibawah ini yang mempunyai sumber cerita hebat di atas. Potret istimewa dapat dipertunjukan dibawah ini.
Foto: Pribadi
Pilot Niko Walianggen berdiri di sebela kanan sedangkan temanya satunya berasal dari Timor Leste yang berdiri di sebela kiri Niko Walianggen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BARANGKALI BUKAN HARI INI, BARANGKALI BUKAN HARI ESOK ATAU BUKAN BULAN DEPAN TETAPI SATU HAL YANG BETUL SATU HARI SAYA AKAN MENJADI JUARA SATU HARI NANTINYA SAYA PERCAYA.

KUNJUNGAN BAPAK DPR-PROVINSI TINUS PEYON, S.M KE HIMPUNAN MAHASISWA KABUPATEN YALIMO (HMKY) SE-JABODETABEK DAN BANTEN 2025